Siapa sih yang tidak tahu dengan Stasiun Tawang? Hampir semua orang kenal dengan bangunan tua ini sebagai sebuah tempat berhentinya kereta api , khususnya kereta api eksekutif dan bisnis, yang dijalankan oleh PT. KAI ini.
Jika kita datang ke kota Semarang dengan menggunakan angkutan umum kereta api, maka kemungkinan besar kita akan berhenti di Stasiun Poncol atau Stasiun Tawang. Sering kali penumpang yang berhenti di Stasiun Tawang lupa bahwa stasiun tersebut juga merupakan destinasi wisata. Betul. Tidak salah. Destnasi wisata yang menarik dan unik di Kota Semarang , Jawa Tengah.
Jika kita datang ke kota Semarang dengan menggunakan angkutan umum kereta api, maka kemungkinan besar kita akan berhenti di Stasiun Poncol atau Stasiun Tawang. Sering kali penumpang yang berhenti di Stasiun Tawang lupa bahwa stasiun tersebut juga merupakan destinasi wisata. Betul. Tidak salah. Destnasi wisata yang menarik dan unik di Kota Semarang , Jawa Tengah.
Bangunannya sendiri
dirancang oleh seorang arsitek berbangsa Belanda bernama J.P de Bordes.
Diresmikan penggunaannya pada tanggal 16 Juni 1864. Awal pembangunannya oleh
Gubernur Jenderal Mr. Baron Sloet van de Beele.
Hal ini terbukti waktu
penulis menjemput saudara yang datang dari Bandung. Para penumpang yang turun
dari kereta api Harina cukup banyak, namun tak satupun yang mencoba ber-selfie
ria di Stasiun yang berumur 147 tahun ini. Semua langsung saja menuju taksi
atau mobil penjemput. Biasanya para pelancong dalam negeri suka foto selfie
disemua destinasi wisata.
Stasiun Semarang Tawang
sendiri berdiri di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota
Semarang. Stasiun ini merupakan STASIUN KERETA API BESAR TERTUA DI INDONESIA.
Diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Stasiun
Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini
diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun
Lempuyangan di Yogyakarta. Dulu, selain ada rel ke Stasiun Semarang Gudang,
terdapat juga rel menuju Demak.
Tujuan utama dari pendirian Stasiun dengan aritektur campuran Belanda Jawa ini adalah untuk mengangkut hasil bumi di kawasan Semarang, Yogyakarta, Temanggung dan Surakarta. Hal ini terjadi karena angkuan lewat darat yang waktu itu disebut Jalan Raya Pos tidak memadahi lagi. Banyak sekali hasil bumi dari kawasan tersebut diatas yang akan diangkut ke Negeri Belanda terkendala alat angkutan.
Stasiun Tawang ini merupakan satu kesatuan dengan Kawasan Kota Lama yang terdiri dari gedung - gedung tua peninggalan Belanda. Gedung - gedung itu antara lain Gereja Blenduk, Gereja Gedangan, Taman Sri Gunting, Gedung Marba, Gedung Marabunta, Nilmij, dan De Spiegel.
Berikut ini merupakan gambar gedung gedung tua tersebut diatas yang diambil penulis pada saat mengikuti wisata dengan bus Semarjawi.
Berikut ini merupakan gambar gedung gedung tua tersebut diatas yang diambil penulis pada saat mengikuti wisata dengan bus Semarjawi.
Gambar Gereja Blenduk 2015
Bersama istri menikmati indahnya dan teduhnya taman Sri Gunting yang eksotik
Gereja Gedangan yang luput dari perhatian pecinta wisata
Sudah lama gedung ini tidak dilirik sebagai destinasi wisata bangunan bersejarah
Sejak
pertama kali di bangun, tak banyak perubahan terjadi di Stasiun Tawang. Hampir
seluruh bagian di stasiun ini tetap sama. Lapangan di depan Stasiun Tawang
(sekarang menjadi Polder) juga mempunyai nilai historis yang tinggi yaitu
sebagai ruang terbuka di kawasan kota lama yang difungsikan sebagai tempat
upacara, olah raga, pertandingan dan sebagainya.
Stasiun dengan arsitektur indah dan megah pada masanya dengan sentuhan Romanticism ini mempunyai
keunikan, yaitu lagu Gambang Semarang yang dimainkan dengan piano; menandai
kereta akan datang. Belum lagi , sekarang ini kita bisa menikmati lagu lagu
keroncong tempo dulu di tengah lobby stasiun.
Seperti apa gabungan arsitektur Belanda Jawa dengan sentuhan Romanticism ? Hal ini tergambar pada foto berikut :
Seperti apa gabungan arsitektur Belanda Jawa dengan sentuhan Romanticism ? Hal ini tergambar pada foto berikut :
Bangunan dibuat tinggi sesuai dengan arsitektur Jawa yang berhawa panas
Kubah dan lampu -lampu mempunyai sentuhan Romanticism
Gaya bangunan Belanda yang langsung Anda rasakan kala masuk ke lobby utama
Sangat
disayangkan jika kita terlupa bahwa Stasiun Tawang yang sering kita kunjungi
ini merupakan saksi perjalanan perjuangan bangsa ini dan menjadi tonggak
sejarah perkereta apian di Indonesia.
Bagi penumpang kereta api
yang pernah turun dan singgah di Stasiun Tawang, sempatkanlah menikmati
keindahan arsitektur bangunan londo (Jawa : Belanda) yang indah dan unik. Tidak
ada duanya di Indonesia. Mungkin keindahannya masih bisa disaingi stasiun lain. Tapi nilai sejarahnya
sangat tinggi. Nikmatilah karena keindahan arsitektunya menunggu untuk Anda
nikmati.
Posted by Darto via Blogaway for Android
keren arsitektur gedungnya mas :)
ReplyDeleteYa mbak, sayang kalau dilewatkan
DeleteMantap gan untuk pembahasannya mengenai Stasiun Tawang, Destinasi wisata menarik. Sukses terus gan untuk pembahasan artikel lainnya.
ReplyDelete