Social Icons

Pages

Tuesday, June 30, 2015

Sam Poo Kong, Tiongkok Kecil di Jawa Tengah


Klenteng ini dikenal masyarakat Semarang dan sekitarnya dengan nama Klenteng Gedong Batu. Namun masyarakat luas lebih mengenalnya dengan nama Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng ini memang dibangun oleh Sam Poo Kong atau Sam Poo Tay Djien dalam kunjungannya ke Semarang pada masa lalu. Orang Jawa Tengah sendiri lebih mengenal Sam Poo Tay Djien sebagai Laksamana Cheng Ho.

Konon, waktu Laksamana Cheng Ho lewat disekitar laut Jawa (utara Semarang sekarang ) sekitar tahun 1400, banyak anak buah kapalnya yang jatuh sakit. Untuk itu beliau memerintahkan untuk membuang jangkar di pantai terdekat. Ditempat itulah beliau menemukan gua batu. Dulu gua tersebut ada di pinggir pantai, namun sekarang berada di tengah kota karena pendangkalan pantai selama ratusan tahun. Di gua tersebut Laksamana Cheng Ho sering bersembahyang dan bermeditasi.

Masyarakat Semarang menyebutnya Gedong Batu karena  pada awalnya ditempat tersebut adalah gua besar pada sebuah bukit batu ( Gedong = bangunan, Batu = batu ) . Bentuknya mirip bangunan arsitektur Tiongkok , mirip klenteng. Pada lokasi gua tersebut dibangun tempat untuk tempat bersembahyang dan tempat ziarah bagi sebagai Laksamana Cheng Ho. Pada gua batu tersebut dibuat sebuah altar dan patung – patung Sam Poo Tay Djien. Sekarang gua aslinya sudah longsor pada tahun 1724 masehi.

Setelah Laksamana Cheng Ho melanjutkan perjalanannya, banyak awak kapalnya yang akhirnya menetap di daerah gua tersebut ( sekarang daerah Simongan Semarang) dan menikah dengan penduduk setempat. Sebelum meninggalkan awalnya ditempat tersebut, beliau mengajarkan cara bercocok tanam pada awaknya.


Salah satu bangunan ber-arsitektur Tiongkok 

Klenteng yang berada di daerah Simongan ini dapat ditempuh sekitar 10 menit dari Simpanglima Semarang dengan menggunakan kendaraan umum taksi atau sekitar 20 menit dengan angkutan perkotaan. Jaraknya cukup dekat, hanya 3 kilometer dari lapangan Pancasila Simpanglima. Menurut beberapa sumber, gua batu tersebut diatas merupakan tempat persinggahan atau pendaratan pertama Laksamana  Zheng He atau Cheng Ho.

Di klenteng yang dikelilingi oleh pohon yang sejuk ini juga terdapat makam Juru Mudi Kapal Laksamana Cheng Ho yang dikenal dengan nama Kyai Juru Mudi. Di dalam klenteng itu sendiri ada patung Laksamana Cheng Ho yang berlapis emas. Sedangkan di dindingnya terdapat relief perjalanan Cheng Ho, utamanya persinggahannya di Pulau Jawa.


Suasana sejuk dan teduh di sekitar Klenteng Sam Poo Kong


Dalam kompleks klenteng yang telah direnovasi tahun 2002 dan 2005 ini ada satu klenteng besar dan dua bangunan untuk sembahyang yang kecil. Tempat sembahyang itu disebut klenteng Thao Tee Kong yang diperuntukkan bagi Dewa Bumi.

Ada pula tempat yang dinamakan tempat Kyai Jangkar yang berisi jangkar kapal asli milik Laksamana Cheng Ho. Disini biasanya dipergunakan untuk mendoakan arwah yang tidak bersanak keluarga yang belum mendapat tempat dialam baka atau disebut arwah Ho Ping.

Tidak semua tempat boleh dikunjungi oleh para wisatawan yang masuk dengan biaya 3000 rupiah per orang ini. Ada beberapa tempat yang hanya diperbolehkan dikunjungi wisatawan.

Namun pemandangan disana tetap saja sayang dilewatkan. Sangat menarik. Kalau kita memasuki kawasan ini, serasa berada di negeri Tiongkok. Banyak bangunan dan patung khas negeri Tiongkok yang bisa kita temui disini. Ada area luas didepan kantin klenteng yang sangat teduh. Sangat pas untuk melepas lelah. Membuat kita makin nyaman disana. Tidak heran klenteng yang telah dipugar dengan biaya 20 miliar rupiah ini menjadi tujuan wisata dari turis manca negara.



Istri, anak dan beberapa saudara dari Bandung yang berfoto di depan patung Cheng Ho terbesar di dunia. 


Sangat rugi kalau belum pernah berkunjung kesana.

Yang menjadikan tempat khas tidak itu saja, tapi di dalam area klenteng dengan patung Cheng Ho terbesar didunia ini terdapat mushola yang bisa dipergunakan untuk bersembahyang umat muslim.


Mushola dalam kompleks Klenteng Sam Poo Kong


Dihalamannya terdapat banyak bangunan menarik dengan sejumlah patung yang menarik dengan ukuran besar. Mungkin patung patung seperti ini hanya ada disini. Rugi besar kalau tidak kesana. Apalagi saat ada perayaan Cheng Ho. Waaahh. Banyak kesenian daerah ditampilkan disana. Termasuk tarian daerah Jawa Tengah dan Barongsai.


Patung patung khas Tiongkok

Perayaan Cheng Ho ini biasanya digelar pada bulan Agustus. Ada banyak hal yang bisa kita nikmati disana selain tari-tarian. Ada bazar, ada arak-arakan. Pada perayaan ini kita bisa menemui banyak wisatawan dari Tiongkok yang berziarah kesana. Tapi tidak hanya wisatawan dari Tiongkok saja, banyak juga pelancong dari Amerika, Rusia dan negara di Amerika Latin.



Sumber :
Brosur terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
Brosur terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
Cerita dari beberapa  kenalan.
wikipedia

2 comments:

Mohon kripik dan saran :

 

Produk Baru

Produk Sponsor

Produk Baru

Produk Baru
 
Blogger Templates